PT Freeport Indonesia (PTFI) akhirnya resmi memproduksi katoda tembaga melalui fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur (Jatim). Dengan berporduksinya smelter single line terbesar ini, Freeport menjadi tambang tembaga hulu-hilir terbesar di Dunia.
Presiden Direktur (Presdir) Freeport Indonesia, Tony Wenas menegaskan bahwa pembangunan smelter katoda tembaga ini merupakan komitmen perusahaan dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang sudah diteken pada tahun 2018.
“Ini sesuai pada waktunya, atas dukungan pemerintah pusat dan daerah selalu mendukung, lalu Kementerian BUMN, Kementerian Investasi, Kementerian ESDM. Dan ini adalah bagian program hilirisasi pak Presiden (Jokowi) dan untuk suplai kebutuhan tembaga untuk Electric Vehicle (EV) dan transisi energi,” ungkap Tony Wenas dalam peresmian produksi perdana Katoda Tembaga di Gresik, Jawa Timur, Senin (23/9/2024).
Sebagaimana diketahui, smelter konsentrat tembaga dan emas milik PT Freeport Indonesia merupakan smelter dengan single line terbesar di dunia. Yang mana memiliki kapasitas pemurnian hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.
Ditambah dengan smelter pertama yang sudah beroperasi yaitu PT Smelting, keduanya akan memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 220 ton perak per tahun. Adapun nilai investasi untuk smelter tembaga PT Freeport Indonesia ini mencapai US$ 3,7 miliar atau Rp 58 triliun.
Tony mengingat, bahwa proyek smelter tembaga ini pada saat ground breaking ini dihadiri oleh Presiden Jokowi pada Oktober 2021. Sehingga, proyek ini dipastikan beroperasi pada 3 tahun kurang dari 4 bulan.
“Dan dari tembaga tambang bawah tanah di Papua, dimurnikan di smelter single line terbesar di Dunia dan itu menjadikan PTFI perusahaan tambang tembaga hulu hilir terbesar di Dunia,” tandas Tony.