Teknologi AI jadi bahasan di Pameran Buku Frankfurt

Teknologi AI jadi bahasan di Pameran Buku Frankfurt

Seorang anggota staf memperkenalkan penggunaan teknologi AIGC dalam restorasi buku kuno kepada pengunjung selama Konferensi AI Dunia 2024 di Shanghai, China timur, 6 Juli 2024. (Xinhua/Fang Zhe)

 Bayangkan Anda hidup di sebuah dunia dengan pengalaman membaca yang dapat dipersonalisasi.Bayangkan Anda memiliki asisten yang mampu mengingat buku-buku yang Anda baca dan menganalisis preferensi serta reaksi emosi Anda, bertindak seperti seorang penulis pribadi yang menciptakan cerita-cerita unik hanya untuk Anda.

Setiap halaman yang Anda buka terasa seperti percakapan dengan seorang teman lama yang memahami Anda dengan sempurna.

Saat skenario yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya ini mendekati kenyataan dengan kemajuan pesat dalam teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), apakah Anda akan merasa takut, gembira, atau sekadar menikmati pengalaman itu?

Gegap gempita seputar potensi transformatif AI terasa kuat dalam ajang Pameran Buku Frankfurt tahun ini. Para penerbit, penulis, dan penggemar teknologi di ajang tersebut sangat antusias untuk mengeksplorasi pengaruhnya terhadap dunia sastra.

PEMENANG ATAU PECUNDANG?

“Tidak peduli seberapa muda atau tua usia kita; AI akan menjadi sesuatu yang kita bicarakan sepanjang sisa hidup kita,” kata Jeremy North, direktur pelaksana penerbitan buku di Taylor & Francis, kepada Xinhua. “Pertanyaan sebenarnya adalah: apakah kita akan menjadi pemenang AI atau pecundang AI? Jawabannya adalah pemenang AI, kita harus bersedia mengambil risiko dan bereksperimen, meskipun kita belum memiliki semua jawabannya.”

Niels Peter Thomas, direktur pelaksana penerbitan buku di Springer Nature, berbagi dengan Xinhua bahwa AI, yang didukung oleh pengawasan manusia yang tepat, berpotensi mempercepat penemuan.

“Springer Nature telah menggunakan AI selama lebih dari 10 tahun. Kami telah menerbitkan beberapa buku yang dibuat oleh mesin,” tuturnya, seraya menambahkan bahwa perusahaan tersebut baru-baru ini menerbitkan buku akademis menggunakan AI generatif. “Butuh waktu kurang dari lima bulan dari awal hingga penerbitan, sekitar separuh dari waktu biasanya.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*