Tim ilmuwan telah memublikasikan penelitian tentang riwayat evolusi dan diversifikasi fenotipe kacang tanah, yang memberikan implikasi bagi praktik pemuliaan kacang tanah.
Tim peneliti internasional tersebut terdiri dari para peneliti yang berasal dari berbagai institusi seperti Akademi Ilmu Pertanian Henan (Henan Academy of Agricultural Sciences), Universitas Bari Aldo Moro, dan Wageningen University and Research (WUR). Tim tersebut memublikasikan hasil penelitiannya di jurnal akademik internasional Nature Genetics pada Selasa (13/8).
Zheng Zheng, wakil kepala di Institut Pemuliaan Molekuler Tanaman di Akademi Ilmu Pertanian Henan, mengatakan bahwa kacang tanah yang dibudidayakan adalah tanaman biji minyak yang umum ditanam di seluruh dunia, tetapi faktor-faktor yang mengarahkan pada asal-usul dan diversifikasinya belum sepenuhnya dipahami. Hal ini membatasi pemanfaatan dan peningkatan sumber daya plasma nutfah kacang tanah.
Dengan menggabungkan kloroplas dan data pengurutan genom menyeluruh (whole-genome sequence/WGS) dari kumpulan plasma nutfah yang besar, penelitian ini menemukan bahwa dua subspesies kacang tanah yang dibudidayakan kemungkinan besar muncul dari peristiwa alopoliploidisasi (allopolyploidization) dan domestikasi yang berbeda. Klaster genetik kacang tanah kemudian dibedakan dalam kaitannya dengan rute penyebaran dan upaya pemuliaan, kata Zheng.
Dengan menemukan gen-gen kunci yang mengatur diferensiasi dari subspesies tersebut, para ilmuwan memperoleh nukleotida yang secara signifikan terkait dengan sifat-sifat fenotipik seperti pola pembungaan, pola pertumbuhan, berat kulit dan biji, serta kandungan minyak.
Data yang dilaporkan dalam penelitian ini menyediakan sumber daya genomika yang penting bagi perbaikan genetika kacang tanah yang lebih lanjut dan lebih cepat, serta dapat berkontribusi bagi praktik pemuliaan tanaman, tutur Zheng.