IHSG Nyaris Balik Arah ke Zona Merah Dibebani Gerak Saham Ini

Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/8/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/8/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau naik tipis pada akhir perdagangan sesi I Selasa (17/9/2024), di tengah wait and see pelaku pasar menanti keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) dan Bank Indonesia (BI) pada pekan ini.

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG naik tipis 0,09% ke posisi 7.819. IHSG masih bertahan di level psikologis 7.800 pada sesi I hari ini.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 6,3 triliun dengan melibatkan 14 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 745.630 kali. Sebanyak 305 saham menguat, 260 saham melemah dan 226 saham cenderung stagnan.

Secara sektoral, sektor infrastruktur menjadi satu-satunya penekan IHSG di sesi I hari ini yakni mencapai 0,74%. Namun, sektor teknologi menjadi penahan koreksi IHSG yakni sebesar 2,16%.

Dari sisi saham, emiten energi baru terbarukan (EBT) Grup Prajogo yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan emiten pertambangan Grup Salim yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi penekan IHSG yakni masing-masing sebesar 23,7 indeks poin dan 5,3 indeks poin.

Sementara saham perbankan raksasa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi penahan koreksi IHSG yakni masing-masing sebesar 15,6 indeks poin dan 9,1 indeks poin.

Berikut daftar saham yang menjadi penekan dan penahan koreksi IHSG di sesi I hari ini.

IHSG cenderung naik tipis di tengah wait and see pelaku pasar menanti keputusan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dan Bank Indonesia (BI) pada pekan ini.

Pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed akan merilis hasil Federal Open Meeting Committee (FOMC) termasuk suku bunga acuan The Fed dan Summary Economic Projections (SEP) yang berisi dot plot matrix.

Sebagai catatan, survei CME FedWatch Tool hingga saat ini pelaku pasar berekspektasi bahwa The Fed akan 100% memangkas suku bunga acuannya antara 25 basis poin (bp) atau 50 bp.

Hal ini sangat diharapkan pelaku pasar mengingat data inflasi produsen dan konsumen yang terus melandai, inflasi PCE yang sudah cukup rendah, hingga data ketenagakerjaan AS khususnya laju pengangguran yang tampak cukup tinggi.

Untuk diketahui, saat ini suku bunga The Fed berada di level 5,25-5,50%.

Jika The Fed benar-benar memangkas suku bunganya, hal ini cenderung disambut positif oleh pelaku pasar khususnya dalam jangka panjang.

Selain The Fed, BI juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya pada Rabu siang besok. Adapun Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI dimulai hari ini hingga Rabu besok.

Pelaku pasar saat ini masih cukup labil dengan ekspektasi BI rate kali ini. Sebagian berekspektasi bahwa BI akan menurunkan suku bunga bunganya di tengah inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang stabil dan terjaga. Namun sebagian lainnya berekspektasi bahwa BI tampak masih akan menahan suku bunganya di bulan ini.

Untuk diketahui, pada Agustus lalu BI kembali menahan suku bunganya pada level 6,25% pada Agustus 2024. Begitu juga dengan Deposit Facility dan Lending Facility.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*