MikroplastikĀ diprediksi akan menjadi bencana lingkungan yang sangat besar. Ahli memperkirakan polusi mikroplastik dapat meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2040,
“Kontaminasi lingkungan dapat berlipat ganda pada tahun 2040 dan diprediksi akan terjadi kerusakan yang besar” tulis para peneliti dalam makalah baru dalam jurnal Science, seperti dilansir News Week.
Mikroplastik adalah partikel plastik kecil, biasanya berukuran kurang dari 5 milimeter, yang berasal dari penguraian barang plastik atau diproduksi sebagai partikel kecil untuk berbagai keperluan industri. Diperkirakan ada sekitar 40 megaton mikroplastik yang dilepaskan setiap tahun.
Mikroplastik telah ditemukan di berbagai lingkungan di seluruh dunia, termasuk air laut, sungai, tanah, air keran, makanan, hewan, udara, dan bahkan di dalam tubuh manusia. Karena ukurannya yang sangat kecil, mikroplastik sangat sulit dihilangkan dari lingkungan dan dapat terakumulasi dalam rantai makanan.
“Di mana pun kita melihat, kita menemukan plastik. Dari lokasi terpencil di seluruh dunia hingga di dalam tubuh kita sendiri, plastik telah teridentifikasi,” kata Joel Rindelaub, dosen senior di University of Auckland, dalam sebuah pernyataan.
“Polusi plastik tidak benar-benar hilang, ia hanya terurai menjadi potongan-potongan yang semakin kecil. Sementara penelitian tentang polusi plastik lingkungan masih berlangsung, satu hal yang tetap jelas: plastik ada di sini dan akan tetap ada,” Joel Rindelaub.
Paparan mikroplastik terhadap kesehatan manusia sangatlah berbahaya. Mikroplastik bisa menimbulkan masalah pernapasan dan gangguan biota usus hingga efek gangguan endokrin dan toksisitas dari bahan kimia yang terkait dengan mikroplastik.
“Setelah 20 tahun penelitian, ada bukti nyata tentang dampak berbahaya dari polusi mikroplastik dalam skala global,” kata rekan penulis studi Richard Thompson, kepala Unit Penelitian Sampah Laut Internasional di Universitas Plymouth.
“Dampaknya termasuk kerusakan fisik pada satwa liar, kerusakan pada masyarakat dan budaya, dan semakin banyaknya bukti kerusakan pada manusia. Ditambah lagi fakta bahwa mikroplastik adalah kontaminan yang persisten, dan begitu berada di lingkungan, mikroplastik hampir mustahil untuk dihilangkan,” kata Thompson.
Dalam makalah tersebut, para ilmuwan menyoroti penelitian tentang mikroplastik, sumbernya, dan dampaknya hingga saat ini, serta menyarankan cara untuk mengatasi sumber polusi yang sangat besar ini.
Para ahli menekankan bahwa pendekatan multidisiplin terhadap regulasi melalui Global Plastics Treaty atau Perjanjian Plastik Global yang akan datang diperlukan. Perjanjian tersebut akan menjalani putaran kelima pembahasan pada bulan November dan merupakan peluang utama untuk tindakan internasional kolaboratif melawan mikroplastik.
Para peneliti mencatat bahwa meskipun mengurangi pelepasan mikroplastik akan membantu, pengurangan produksi plastik secara keseluruhan juga diperlukan untuk mencegah risiko tinggi kerusakan lingkungan yang tidak dapat dipulihkan.